SEKILAS TENTANG RIWAYAT&KAROMAH
“AL-ALLAMAH
MUHSIN BIN ALI AL-HINDUAN RA”
Bismillaah Arrahman Arrahim
Alhamdulillah, Pujian tulus dan khusus bagi
Allah Semata, Dia-lah sumber kebenaran Hakiki dan abadi. Dia pula yang
membidikan cahaya petunjuk ke dada setiap mukmin. Bagi nya puja dan sembah dari
seluruh makhluq yang tercipta.
Sholawat beserta salam , dari setiap hembusan nafas
pencipta atas junjungan alam semesta Baginda Rasulullah Sayyidina Muhammad ibni Abdillah juga
keluarga dan sahabatnya.
Marilah sejenak kita bersama-sama mendengar
dan merenungkan sekilas tentang riwayat Al-Marhum Al-Allamah Al-Habib Muhsin
Bin Ali Al-Hinduan RA, guna dapat kita ambil I’tibar menjadikan sejarah atau Riwayat para Salaf sebagai anak tangga
yang dapat menghantar generasi-generasi setelahnya, dalam mentauladani
akhlaq dan pribadi Rasulullah SAW. Tanpa berpegang kepada generasi
terdahulu, maka generasi-generasi baru
akan kehilangan prinsip dan arah.
Inilah
awal langkah kita untuk menulusuri secar singkat riwayat hidup dari Al-Marhum
Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan. Beliau,
Al-Marhum Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan, adalah tokoh Mursyid
yang di lahirkan di pulau Madura ,
sebagaimana yang di amati oleh pengamat sejarah , bahwa pulau Madura merupakan
tempat yang banyak memiliki nilai sejarah
dan para Tokoh legendaris , khususnya para Ulama dan Mursyid Thareqat.
Demikian
pula dengan Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan, yang tercatat sebagai salah
satu Mursyid Thareqat Naqsyabandiyah Mudzhariyah. Dimana telah banyak orang
faham bahwa Thareqat Naqsyabandiyah juga merupakan ajaran yang di akui
kebenarannya oleh Jumhur Ulama, sebagaimana Thareqat-Thareqat yang lain,
seperti : Alawiyah, Qodiriyah , Tijaniyah , Sammaniyah sebagainya. Sebab itulah
Thareqat yang di ajarkan Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan hingga kini
masih banyak di ikuti oelh masyarakat Indonesia.
Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan adalah
putera dari Al-Habib Ali Al-Hinduan yang
dilahirkan pada tanggal 20 Juni 1920 tepatnya di Desa Kepanjen Kabupaten
Sumenep Madura. Kemudian enam tahun Setelah Beliau di lahirkan , bertepatan
pada tanggal satu Agustus 1926,Beliau terdaftar sebagai siswa dari sebuah Madrasah
Ibtida’iyah “Makarimul Akhlaq”. Disana Beliau pertama kali menimba ilmu
pengetahuan Agama dalam beberapa tahun. Hal ini sesuai dengan apa yang beliau
tulis sendiri dalam buku catatan Beliau, Sebagai berikut
رَأَيْتُ حَضْرَةَ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَاِلِهِ وَسَلَّمَ فِى اْلمَنَامِ
مُسْتَلْقِياً عَلَى قَفَاه فِى اْلَمسْجِدِ اْلجَمْعِ سُوْمَنَفْ، وَحَوْلَهُ جَمَاعَةٌ
مِنْ اَصْحَابِهِ فَأَمَرَنيِ اَحَدُهُمْ بِتَقْبِيْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ
وَسَلَّمَ فَارْتَعَدَتْ مَفَاصِلِى هَيْبَةً مِنْهُ حَتَّى إِنْ تَبَهَتْ مِنَ المنام.وَقَعَتْ
هِذِهِ الرُّؤْيَةُ وَكُنْتُ إِبْنِ تِسْعَةَ سِنِيْنَ تَقْرِيْبًا. وَكُنْتُ مُتَلَمِذًا
بِمَدْرَسَةِ مَكَارِمِ اْلاَخْلاَق
“Aku bermimpi
melihat Rasulullah tengah berbaring dengan beralas punggung (terlentang)
di Mesjid Jami’ Sumenep, sementara beliau dikelilingi oleh sekelompok
Sahabatnya, kemudian seorang dari mereka memerintahkan agar aku mencium Beliau
SAW. Maka gemetarlah selurus persendianku karena takut atas kehebatan yang
terpancar dari Beliau , Sehingga aku terbangun dari tidur . Peristiwa ini
terjadi di saat usiaku ,kira-kira 9 tahun. Dan di kala itu aku masih sebagai
siswa di Madrasah “Makarimul Akhlaq”.
Pada tahun
1937, di usia beliau yang ke 11, Beliau meninggalkan kota kelahirannya pergi
menuju kota sampang untuk melanjutkan Studi dan sekaligus mengajar di sebuah
madrasah “Imanuddin”.
Satu hal
yang juga menarik untuk kita ketahui, bahwa Al-Allamah Al-Habib Muhsin
Al-Hinduan juga mendapat ijazah Thareqat ‘Alawiyah dari Al-Allamah Al-Habib
Abdullah Al-Haddad secara Ru’yah, sebagaimana yang di tulis sendiri oleh beliau
dalam buku catatan pribadinya :
رَأَيْتُ حَضْرَةَ قُطْبِ اْلاِرْشَادِ الْحَبِيْبِ عَبْدَالله الْحَدَّادِ الْحَضْرَامِيْ
فِيْ بَيْتٍ فَصَافحْتُهُ، فَأَمَّرَنِيْ بِالْجُلُوْسِ عَلَى كُرْسِيٍّ كَانَ عِنْدَهٗ.
وَقَالَ لِيْ : بِمَا يَعُوْدُ اْليَهُوْدُ وَالنَّصَارَى اِلَى اْلإِسْلَامْ ؟ فَقُلْتُ
: وَلَنْ تَرْضَ عَنْكَ اْليَهُوْدُ وَالنَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ. قَالَ
: صَدَقْتَ ،وَأَيْنَ اْليَهُوْدُ وَأَيْنَ النَّصَارَى ؟ فَتَلَكْأَتُ فِى اْلجَوَابِ،
فَقَالَ لِهَذَا ،أُشْرُبْ، وَقَدَّمَ اِليَّ فَنْجَانًاقَهُوة فَشَرِّبْتُهَا.
“Aku bermimpi melihat Al-Allamah Al-Habib Abdullah
Al-Haddad Al-Hadrami di sebuah rumah,
maka aku bersalaman kepada beliau. Kemudian beliau memerintahkan aku untuk
duduk di sebuah kursi yang ada di samping beliau. Dan beliau bertanya kepadaku,
“dengan apa orang yahudi dan nasrani kembali ke islam ?”. Maka aku menjawab ,
‘Dan selamanya Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepadaMu (Muhammad) sehingga
engkau mengikuti Agama mereka”.Beliau berkata, “Engkau benar” Kemudian beliau
bertanya kembali, “dimanakah Yahudi dan Nasrani ?” Maka aku tak sanggup
menjawab. Kemudian beliau berkata, oleh sebab ini , minumlah”. Lantas Beliau
menyodorkan gelas berisi kopi dan aku meminumnya”.
Dalam buku
catatan beliau juga terdapat tulisan yang menerangkan secara langsung tentang pemberian ijazah dari Al-Allamah
Al-Habib Abdullah Al-Haddad.
رَأَيْتَهُ رَضِيَّ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا وَهُوَ خَارِجُ مِنْ قَبْرِهِ فَقَالَ
قَدْ أَجَزْتُكَ فِى قِرَاءَةِ الرَّتِبِ وَاْلوِرْدُ الَّطِيْفْ بَلْ سَاىِٔرِ اَوْرَادِىْ.
“Aku melihat beliau (Al-Allamah Al-Habib Abdullah
Al-Haddad) pula dalam mimpi seakan beliau keluar dari kuburnya dan beliau
berkata kepadaku : “aku telah ijazahkan kepadamu di dalam pembacaan Ratib
AlHaddad dan Wirid Al-Latif bahkan seluruh wirid-wirid ku”
Mari kita lihat lebih jauh pribadi Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan RA, melalui sejarah hidupnya yang indah dengan dasar kelayakan dan kelebihan Beliau dalam memenuhi persyaratan sebagai seorang Mursyid Thariqat. Al-Allamah Al-Habib Muhsin merupakan figur yang memiliki penguasaan baik terhadap syariat, lebih-lebih dalam masalah Thariqat. Maka sangat wajar bila Allah SWT, meangakat Beliau di mata manusia, sehingga beraneka ragam bentuk.
Penghormatan yang mereka tujukan kepada Al-Allamah Al-Habib Muhsin
Al-Hinduan RA baik secara lisan maupun
tulisan. Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan di hormati bukan hanya atas
dasar keilmuan namun juga dasar akhlaq dan penghormatannya terhadap orang lain.
Beliau senantiasa menghormati seluruh lapisan masyarakat yang ada baik dari tokoh ulama sampai
kalangan masyarakat awam. Sungguh ini merupakan contoh dan sikap diri yang baik
dari beliau RA, sehingga kita bisa mengambil tauladan dalam hal ini.
Pada usia beliau yang ke 37, tepat
pada tahun 1957, Beliau mengunjungi seorang guru Mursyid dari Thareqat
Naqsyabandiyah Kholidiyah , Yaitu Prof. Dr. Jalaluddin Bukit Tinggi, di Sumatra
untuk mendapatkan pelatihan (khalwat) . Maka dalam waktu yang singkat, Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al-Hinduan dapat
menyerap sengan baik segala didikan dari guru Mursyid Kholidiyah tersebut.
Kemudian
pada tahun 1959, Beliau membuka Majelis pusat Thareqah Naqsyabandiyah di
Sumenep Madura. Inilah awal pernyataan untuk tampil, maka bendera yang beliau
terima dari guru-guru Mursyidnya mulai di kibarkan. Misi agung Al-Allamah
Al-Habib Muhsin Al-Hinduan mulai berhembus rata di pulau Madura dan membias ke
luar pulau Jawa. Langkah panjang dalam penyebaran Thareqat Naqsyabandiyah dapat
menjangkau pulau Kalimantan Barat,Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan. Di pulau-pulau itulah ,pasak-pasak di tancapkan dan benang
emas di rentangkan. Sulaman Ilahiyah yang di percayakan kepada Al-Allamah Al-Habib
Muhsin Al-Hinduan RA mulai di rajut, maka terlihat jelas misi Beliau hanya
untuk memproklamirkan dzikrullah sebagai pangkalan dakwahnya.
Dari relung hati Beliau yang terdalam dan karena belaian
kasihan Allah kepada Beliau maka terpatri sebuah tekad untuk menghabiskan
usianya dalam pengabdian kepada Allah. Usaha dan semangat Beliau membaja
menjelma sebuah realita sejarah yang sulit untuk di pungkiri. Perjuangan
panjang itu memerlukan pengorbanan, di mana aneka rintangan ibarat
gunting-gunting tajam yang siap memotong jalur-jalur beliau.Musuh-musuh
mengintai dari persembunyian ,mereka memasang jebak dan ranjau untuk meledakkan
risalah Allah yang di pikul oleh Beliau.
Terkadang
senyuman tersirat di kedua bibibrnya, sementara hati luka oleh derita. Al-Allamah
Al-Habib Muhsin pernah di persalahkan, di fitnah dengan berbagai tuduhan serta
kemudian di penjarakan. Kejadian ini telah banyak di dengar dan disaksikan oleh
sejumlah orang. Dan salah satu bukti tertulis dalam surat Beliau yang
mengisyaratkan tentang penderitaan dan pengalaman Beliau sendiri selama dalam
penjara. Diantaranya Beliau menyebutkan, “ Aku telah mendapatkan berbagai
pengalaman ruhaniyah yang mana tidak aku dapatkan diluar penjara, hingga
terlintas keinginan bagiku untuk tidak
keluar dari penjara”.
Adapun sebagian dari pada pengalaman yang Beliau peroleh
dalam penjara yakni seringnya ruhaniyah para leluhur Beliau datang mengunjungi
dan sekaligus menghibur hati Beliau. Di antara para ruhaniyah tersebut adalah Al-Imam
‘Ali bin Abi Thalib AS, Sayyidah Fatimah Az-Zahra AS dan Baginda Rasulullah
SAW. Begitu pula Nabiyullah Yusuf AS yang turut hadir menenangkan jiwa Beliau.
Kejadian ini terdapat dalam buku catatan Beliau sebagai berikut :
رَأَيْتُ أَيْضًا
سَيِّدِنَا يُوْسُفَ اَلصِّدِيْق عَلَى نَبِيِّنَا وَعَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ
فَسَلَّمَ عَنِّى وَقَال حَالُكَ كَحَالِي
“Aku juga bermimpi nabi
Yusuf AS. Beliau mengucapkan salam kepadaku sembari bersabda, “Keadaanmu serupa
dengan keadaanku”.
Beliau Al-Allamah Al-Habib Muhsin RA, telah melatih
ribuan lidah dan mata hati murid-muridnya untuk berdzikir kepada Allah SWT.
karena kecintaan Beliau kepada muridnya, maka dikunjunginya setiap tempat
dimana mereka tinggal. Di sana Beliau RA memberikan pengarahan serta pendidikan
agar murid-muridnya yang awam dapat mengenal Allah SWT. lidah dan hati mereka
yang sebelumnya kaku lagi keras, kini mejadi lincah dan gesit dalam menyebut
Asma Allah SWT. Dzikir yang dahulu asing bagi mereka, kini menjadi hiasan di dalam dada-dada mereka.
Sebuah hal penting yang perlu kita
catat. Bahwa Al-Allamah Al-Habib Muhsin Al- Hinduan menjaga murid-muridnya
dengan cinta dan waspada. Tak jarang
Beliau RA, menolong hati muridnya yang mulai berkarat untuk segera dibersihkan
kembali dengan Tawajjuhnya, hingga mereka merasakan bekas-bekas dzikir
yang Beliau hujamkan ke setiap hati dan jiwa.
Maka mereka menangis karena terasa Allah SWT ternyata ada
dan hudhur dalam sanubari mereka. Dzikir-dzikir itu menggoyak lapisann-lapisan
hijab, mata hati mulai terbelalak . Ribuan rahasia di balik alam maya ini
terlihat jelas . Langit terbelah hingga lapis yang ke tujuh, alam di mana para
malaikat bermukim dapat di singgahi . Titian sirath yang membentang di datangi
. Surga dan Neraka bukan sekedar kata tapi keduanya memang tertera nyata.
Al-Allamah Al-Habib Muhsin telah memberikan sebuah cara bagi murid-muridnya
untuk meraih kesucian hati dengan dzikrullah, hingga terpancar sinar ketenangan
dan terbukanya perkara di luar alam meteri. Kejadian ini merupakan pemberian
Allah kepada beberapa muridnya. Al-Allamah Al-Habib Muhsin
juga sempat mengabadikan satu di antara pengalaman-pengalaman pribadinya ,
beliau menuliskan sebagai berikut :
رَأَيْتُ عَلَيْهِ
وَاَلِهِ اَفْضَلُ الصَّلَاةُ وَالسَّلَام وَهُوَ رَجُلٌ طَوِيْلٌ جَاءَ مِنَ الشَّرْقِ
وَعَلَى كَتِفِهِ اْلأَيْسَرِ رِدَاءَه الصّفْرَاء فَقَالَ لِي : اَنَا رَسُوْلُ الله
اِلَيْكَ أَمَرَنِى اَنْ أَخُذَكَ اِلَى السَّمَوَاتِ السّبْعِ وَاْلأَرْضِيْنَ السَّبْعِ
. فَقُلْتُ : سَمْعًا وَطَاعَةً للهِ وَلَكَ يَا رَسُوُلُ الله فَأَخَذَنِي
وَحَمَلَنِي وَطَافَ بِي الَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ وَاْلأَنْهار وَكَانَ
صَلّىَ الله عَلَيْهِ وَ اِلِهِ وَسَلَّمَ بدلث ظُهْرِي قَاىِٔلًا لِتَكُوْنُ ظَاهِرًا
عَنِ اْلأَوْسَاخِ وَاْلأَقْدَار
“Aku telah bermimpi melihat Rasulullah SAW, dan beliau menyerupai laki-laki
yang tinggi datang dari arah timur dan pada pundaknya terdapat selendang kuning
kemudian bersabda kepadaku , “Aku adalah utusan Allah untukmu dan Aku di
perintahkan untuk membawamu ketujuh lapis langit dan ketujuh lapis bumi”. Aku
berkata , “Aku dengar dan aku berpatuh diri pada Allah dan padamu wahai
Rasulullah”. Kemudian Beliau membawa diriku dan mengelilingi lapisan langit,
lapisan bumi serta sungai-sungai. Dan adapun Rasulullah SAW. Mengusap
punggungku seraya bersabda, “ Agar engkau menjadi bersih dari segala kotoran
dan noda”.
Maha suci Allah yang telah
menganugerahkan berbagai kenikmatan secara jasmaniyah dan ruhaniyah kepada
hamba-hamba yang di kehendakinnya.
3 MEI 1980
DETIK-DETIK TERAKHIR
Desir angin kepedihan dan kesedihan merambah rendah ke permukaan bumi...
Kepakan sayap –sayap burung , ringan membawa tubuhnya
yang kecil, namun kicauan mereka memilukan.
Bayang-bayang awan menutup , suramkan sinarnya mentari
yang sampai ke bubung atap sebuah rumah sakit di daerah sungai jawi (Pontianak).
Disana, di sepetak ruang gawat darurat, tubuh Guru yang
mulia terbaring lemah , tanda-tanda perpisahan di isyaratkan
Walau tangannya tidak melambai sebagai tanda prpisahan ,
tapi kedua matanya yang indah merapat dalam pejaman rahmat Allah SWT.
Ada yang menduga sang Guru masih belum tiada , karena
detak lathifahnya masih nyata.
Bagi kami, gerakan lathifah Guru bukan bukti bahwa Beliau
akan kembali.
Kami tahu bahwa beliau telah pergi.
Kami sadar guru kami telah tiada , tapi mata dan hati tak
siap berpisah.
Terbentik hasrat untuk diam, duduk dalam kebisuan walau
sang pakar telah pergi dari panggung sejarah.
Walau kami buta , tap kami yakin , bahwa Ar-Rasul, Amirul
mukminin dan Sayyidah Fatimah hadir untuk menjemput darah dagingnya.
Janji leluhurnya untuk menimang jiwa sang Dzurriyah pasti
terwujud.
Haruskah kami menahan
Ruhaniyyin yang lebuh berhak atas guru kami ?
Demi Allah, Baginda Rasul lebih berhak atas diri Beliau.
Walau kami tak mendengar
sabda Ar-Rasul kala itu... tapi kami percaya beliau Bersabda , “Akankah
kubiarkan Muhsin Cucuku ini terus
menderita dengan fitnahan, sementara ia mengajarkan
dzikrullah dan
menanamkan mahabbah kepadaku? Aku lebih mencintainya ,
daripada
kecintaan kalian selaku murid yang masih patut di
pertanyakan.
Lihat putriku Fatimah saat akan wafat ....
Putriku menangis memangil-manggil aku , untuk melepaskan
dirinya
Dari fitnah.
Lihat saudaraku Ali dan kedua cucuku Al-Hasan Wal
Husian....
Mereka bukan hanya di fitnah , akan tetapi mmereka juga
dianiaya.
Fitnah senantiasa mengejar keluarga dan anak cucuku”.
Kita semua para pecinta tahu bahwa :
Rasulullah menyambut maut dalam dzikrullah
Sayyidah Fatimah Az-Zahra , putri tercinta Nabi melepas
jiwa bersama
Dzikrullah ....
Amiril Mukminin Ali Bin Abi Talib syahid dalam tebasan
pedang seiring
Dzikrullah ....
Al-Hasan, terbaring dengan sekujur tubuh membiru dalam nuansa
Dzikrullah ....
Al-Husain cucu tercinta , gugur tanpa kepala bersimbah darah dalam seiring
dzikrullah ....
Guru kami adalah Dzurriyah mereka .....
Guru kami pejuang dan pecinta dzikrullah .....
Guru kami pergi menemui Leluhurnya .....
Beristirahat dalam pelukan rahmat Allah ....
Guru kami berbekal dzikrullah .....
Lebih dari 30 tahun menyebut Asma kekasihnya ....
Dan mengajarkan Asma kekasihnya kepada murid-muridnya
....
Kini pemilik Asma itu merindukan Guru .....
Guru meninggalkan kami karena panggilan Allah ....
Jasad beliau itu
milik Bumi
Kami tak bisa bertanya , “apa warisan untuk kami ?”.
Kami malu karena kami tahu,
Sang guru bukan pecinta harata .....
Gur kami pecinta Allah dan Rasul-Nya ....
Hanya dzikrullah dan shalawat menjadi milik kami .....
Duhai permata hidup kami ....
Duhai pecinta cinta
Rabbani ....
Engkau telah meninggalkan diri kami
Di saat cinta baru
tumbuh .....
Di waktu kami tidur,
Engkau bangunkan kami ....
Belum sempat kami bangun,
Engkau mengajak kami berdiri,
Belum sempat kami berdiri,
Engkau mengajak kami berlari ....
Belum sempat kami berlari,
Engkau telah pergi ....
Sungguh cepat janji Allah SWT padamu wahai Guru ....
Kami hanya mampu berucap,
“Selamat jalan ......... dan nantikan kami di pintu
Ilahi.
Doakan kami wahai Guru,
Agar bai’at yang kami ucapkan tidak akmi ingkari.
Agar kami beserta keturunan kami dapat bertahan menjaga
amanat
Dzikrullah dan mahabbah terhadap baginda Rasul serta
Ahlul Baitnya”.
Amiiin Yaa Robbal
Aalamiin.
Di tulis pada 11 ramadhan 1434 H .20 juli 2013 M.
Di ambil dari buku “Harumnya jalan menuju Allah”